Memang
manusia seolah tak pernah bisa bersyukur atas apa yang ia miliki dan
apa yang sedang ia alami. Yang kaya akan merasa masih miskin, yang
miskin tak pernah merasa kaya. Yang senang selalu berkeluh seolah
menunggu susah, yang menderita tak pernah membuka mata.
Mari berbicara mengenai rasa syukur. Hari ini, saya menyadari bahwa tak pernah ada sesuatu yang benar-benar bisa memua
skan hati seorang manusia. Entah karena memang hal yang diperolehnya
tak sempurna, entah karena memang serakah adalah sifatnya. Tak memiliki
harta, ia tak puas. Setelah diberi, tak pernah tercukupi. Dan hari ini
saya menyadari, saya pernah dan mungkin masih menjadi bagian dari
golongan serakah itu.
Mari lihat seberapa besar seorang
manusia bisa mensyukuri. Kala ia senang, berteriak, melonjak, berseru
gembira, berhura-hura, lalai, lupa, semua seakan tak ada habisnya. Namun
bila hadirlah duka, maka tak lupa ia mengumpat, memaki, mencaci,
menyesali, meratapi, seolah ia lah manusia yang paling menderita dan
nyaris mati.
Pernahkah kita semua, sekejap saja, sekedar
mengucapkan syukur untuk keberkahan yang telah hadir hari ini? Apabila
kita lupa untuk melakukannya kemarin, andaikan kita takut untuk menjadi
manusia yang lupa diri. Lakukanlah hari ini, saat ini, sekarang juga.
Sebab kita tak pernah tahu, kapankah terbersit keserakahan itu lagi.
Kapankah syetan akan menyelip di sela hati, hingga mengikis habis amal
yang telah dengan lelah dilakukan selama ini.
Maka, keluarkan
selalu rasa syukur dari hati. Bahwa setiap jengkal kenikmatan yang telah
kita peroleh, ataupun ia yang masih mengawang sebagai mimpi, kelak akan
sampai juga bila Ia menghendaki. Maka tetaplah menjadi seseorang yang
selalu mensyukuri, sebab kita tak pernah tahu sampai kapan kenikmatan
itu akan dilalui. Bisa jadi ia cepat pergi, seperti angin yang berhembus
dan berhenti tanpa permisi.
Xie.
Mari lihat seberapa besar seorang manusia bisa mensyukuri. Kala ia senang, berteriak, melonjak, berseru gembira, berhura-hura, lalai, lupa, semua seakan tak ada habisnya. Namun bila hadirlah duka, maka tak lupa ia mengumpat, memaki, mencaci, menyesali, meratapi, seolah ia lah manusia yang paling menderita dan nyaris mati.
Pernahkah kita semua, sekejap saja, sekedar mengucapkan syukur untuk keberkahan yang telah hadir hari ini? Apabila kita lupa untuk melakukannya kemarin, andaikan kita takut untuk menjadi manusia yang lupa diri. Lakukanlah hari ini, saat ini, sekarang juga. Sebab kita tak pernah tahu, kapankah terbersit keserakahan itu lagi. Kapankah syetan akan menyelip di sela hati, hingga mengikis habis amal yang telah dengan lelah dilakukan selama ini.
Maka, keluarkan selalu rasa syukur dari hati. Bahwa setiap jengkal kenikmatan yang telah kita peroleh, ataupun ia yang masih mengawang sebagai mimpi, kelak akan sampai juga bila Ia menghendaki. Maka tetaplah menjadi seseorang yang selalu mensyukuri, sebab kita tak pernah tahu sampai kapan kenikmatan itu akan dilalui. Bisa jadi ia cepat pergi, seperti angin yang berhembus dan berhenti tanpa permisi.
Xie.
0 komentar:
Posting Komentar