This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kamis, 13 September 2012

10 NASIHAT BUAT WANITA


 Ada 10 Nasihat Rasulullah kepada putrinya, Fatimah Az-Zahra binti Rasulillah SAW. Sepuluh nasihat yang beliau sampaikan merupakan mutiara yang termahal nilainya, khususnya bagi setiap istri yang mendambakan keshalehan. Nasihat atau wasiat tersebut adalah :

 1. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membuat tepung untuk suami dan anak-anaknya kelak Allah tetapkan baginya kebaikan dari setiap biji gandum yang diadonnya dan juga Allah akan melebur kejelekan serta meningkatkan derajatnya.

 2. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang berkeringat ketika menumbuk tepung untuk suami dan anak-anaknya, niscaya Allah akan menjadikan antara neraka dan dirinya tujuh tabir pemisah.

 3. Wahai Fatimah! Sesungguhnya seorang yang meminyaki rambut anak-anaknya lalu menyisirnya dan kemudian mencuci pakaiannya maka Allah akan tetapkan pahala baginya seperti pahala memberi makan seribu orang yang kelaparan dan memberi pakaian seribu orang yang telanjang.

 4. Wahai Fatimah! Sesungguhnya wanita yang membantu kebutuhan tetangganya, maka Allah akan membantunya untuk dapat minum telaga kautsar pada hari kiamat nanti.

 5. Wahai Fatimah! Yang lebih utama dari seluruh keutamaan di atas adalah keridhaan suami terhadap istri. Andaikata suamimu tidak ridha kepadamu, maka aku tidak akan mendoakanmu. Ketahuilah wahai Fatimah, kemarahan suami adalah kemurkaan Allah.

 6. Wahai Fatimah! Di saat seorang wanita mengandung, maka malaikat memohonkan ampunan baginya, dan Allah tetapkan baginya setiap hari seribu kebaikan serta melebur seribu kejelekan. Ketika seorang wanita merasa sakit akan melahirkan, maka Allah tetapkan pahala baginya sama dengan pahala para pejuang di jalan Allah. Di saat seorang wanita melahirkan kandungannya, maka bersihlah dosa-dosanya seperti ketika ia dilahirkan dari kandungan ibunya. Di saat seorang wanita meninggal ketika melahirkan, maka tidak akan membawa dosa sedikitpun. Di dalam kubur akan mendapat taman indah yang merupakan bagian dari taman surga. Allah memberikan pahala kepadanya sama dengan pahala sribu orang yang melaksanakn ibadah haji dan umrah dan seribu malaikat memohonkan ampunan baginya hingga hari kiamat.

 7. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri melayani suaminya selama sehari semalam dengan rasa senang dan ikhlas, maka Allah akan mengampuni dosa-dosanya serta memakaikan pakaian padanya pada hari kiamat berupa pakaian yang serba hijau dan menetapkan baginya setiap rambut pada tubuhnya seribu kebaikan. Allah pun akan memberikan kepadanya pahala seratus kali ibadah haji dan umrah.

 8. Wahai Fatimah! Di saat seorang istri tersenyum di hadapan suaminya maka Allah akan memandangnya dengan pandangan penuh kasih.

 9. Wahai Fatimah! Disaat seorang istri membentangkan alas tidur untuk suaminya dengan rasa senang hati, maka para malaikat yang memanggil dari langit menyeru wanita itu agar menyaksikan pahala amalnya, dan Allah mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.

 10. Wahai Fatimah! Disaat seorang wanita meminyaki kepala suami dan menyisirnya, meminyaki jenggot dan memotong kumisnya, serta memotong kukunya, maka Allah akan memberi minuman arak yang dikemas indah kepadanya, yang didatangkan dari sungai-sungai surga. Allahpun akan mempermudah sakaratul maut baginya, serta menjadikan kuburnya bagian dari taman surga. Allahpun menetapkan baginya bebas dari siksa neraka serta dapat melintasi shiratal-mustaqim dengan selamat.

Siksa yang Tak Terduga

Assalamu'alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh..

وَبَدَا لَهُم مِّنَ اللَّهِ مَا لَمْ يَكُونُوا يَحْتَسِبُونَ

”Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS. az-Zumar: 47)

Suatu malam, Muhammad bin al-Munkadir khusyuk dengan shalatnya. Beliau banyak menangis hingga keluarga mengkhawatirkan keadaannya. Di sela-sela shalat, keluarga bertanya penyebab tangisannya. Namun tak ada jawaban, selain bertambah histeris tangisannya. Keluarga pun berinisiatif mengundang Abu Hazim RHM, seorang ulama sekaligus teman dekat Muhammad al-Munkadir. Dengan harapan beliau bisa menenangkan dan menghentikan tangis Muhammad al-Munkadir.

Setelah bertemu, Abu Hazim bertanya, ”Apa sebenarnya yang membuatmu menangis, hingga keluargamu mengkhawatirkan dirimu?” Muhammad menjawab, ”Aku membaca al-Qur’an, lalu sampai pada suatu ayat.”

Ayat manakah itu? Tanya Abu Hazim penasaran. Lalu Muhammad bin al-Munkadir membacakan ayat yang dimaksud,

“Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS. Az-Zumar:47)

Mendengar ayat dibacakan, kontan saja Abu Hazim turut menangis, hingga keduanya menangis bersama-sama. Keluarga Muhammad pun menggerutu, “Anda kami undang untuk menghentikan tangisnya, tapi justru Anda makin membuatnya menangis.”

Pernah pula seseorang memuji Sulaiman at-Taimy akan keshalihannya, ”Anda…siapa lagi yang bisa seperti Anda?” Beliau menyergah, “Janganlah Anda berkata seperti itu, karena saya tidak tahu, apa yang akan ditampakkan Allah kepadaku, karena Allah Azza wa Jalla berfirman, “ “Dan jelaslah bagi mereka azab dari Allah yang belum pernah mereka perkirakan.” (QS. Az-Zumar:47)

Ayat ini begitu membekas di hati orang-orang shalih, membuat takut orang-orang yang hatinya lembut. Betapa tidak, mereka khawatir jika nantinya dihadapkan siksa yang tak terduga. Sungguh, kelak akan banyak orang-orang yang tercengang, kaget dan ketakutan. Banyak ahli tafsir menjelaskan, mengapa mereka terkejut dengan siksa yang tidak pernah mereka perkirakan.

Dikira Amal Baik, Ternyata Buruk

Sebagian ahli tafsir mengatakan, bahwa orang yang zhalim tidak menyangka bertemu dengan adzab lantaran, “Mereka mengerjakan amalan yang mereka anggap kebaikan, namun di akhirat ternyata dihitung sebagai keburukan.” Inilah pendapat Mujahid bin Jabr dan Fudhail bin Iyadh. Kesalahan anggapan itu bisa dikarenakan cara yang ditempuhnya salah, bisa juga karena salah niat. Salah cara, karena dia mengasumsikan kebaikan dan berbuat baik menurut versinya, atau ikut-ikutan kebanyakan orang, bukan mengikuti syariat yang digariskan. Atau dia menyangka telah menjalankan sunnah, padahal yang dilakukan adalah bid’ah.

Adapun salah niat, bisa jadi amalnya sesuai syariat, tapi dia bermaksud riya’ dalam ibadahnya. Ketika membaca ayat tersebut, sebagian ulama berkata, ”Celakalah orang yang berbuat riya’ (pamer).”

Allah berfirman,

”Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedang mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS. al-Kahfi: 103-104)

Dianggap Ringan Ternyata Berat

Sebab lain yang membuat manusia terkejut dengan siksa yang dihadapinya adalah, dia menganggap suatu dosa sebagai hal yang remeh, padahal di sisi Allah dihitung sebagai sesuatu yang besar.
Allah berfirman,

”dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja.Padahal dia pada sisi Allah adalah besar.” (QS. an-Nur:15)

Selayaknya kita takut termasuk dalam kriteria ini. Berapa banyak dosa yang kita anggap sepele, lalu dengan ringan kita menjamahnya. Anas bin Malik berkata, ”Sesungguhnya kalian melakukan suatu perbuatan yang dalam anggapan kalian lebih ringan dari biji gandum, padahal di zaman Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam kami menganggapnya sebagai dosa yang membinasakan.” Ini beliau katakan kepada generasi tabi’in, dan masih hidup pula beberapa sahabat Nabi Shalallahu Alaihi Wasallam, lantas bagaimana penilaian beliau sekiranya melihat realita di zaman ini?

Begitu biasa pemandangan haram disaksikan di televisi, dan hampir semua keluarga menikmati. Di sana penuh dengan tayangan mengumbar aurat, mempromosikan zina, menyebarkan gosip serta melestarikan khurafat dan kesyirikan. Seakan dianggap hiburan yang aman-aman saja. Belum lagi perilaku buruk dalam muamalah; curang dalam berjual beli, menipu timbangan, korupsi, bicara dusta dan pergaulan bebas dengan lawan jenis. ”Dan kamu menganggapnya suatu yang ringan saja. Padahal di sisi Allah adalah besar.”

Memang, sebagian pelaku itu juga memiliki amal ketaatan, tapi ketika menghadapi sesuatu yang diharamkan oleh Allah, tanpa beban mereka menjamahnya. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

”Sesungguhnya ada di antara umatku yang datang dengan membawa pahala sebesar gunung Tihamah yang putih, lalu Allah jadikan laksana debu yang berterbangan.” Subhanallah, bagaimana amal kebaikan sebesar gunung menjadi debu yang berterbangan? Nabi menyebutkan,

<h2>أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنَ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا</h2>

”Mereka adalah saudara kalian, yang berkulit seperti kulit kalian, mereka bahkan juga shalat malam sebagaimana kalian, tapi mereka adalah suatu kaum yang jika menghadapi apa yang diharamkan Allah, mereka menjamahnya.”
(HR. Ibnu Majah, al-Albani menshahihkannya)

Mengira Kebaikan Lebih Banyak

Sebagian lagi nekad berbuat maksiat lantaran merasa masih banyak memiliki tabungan pahala. Mereka sangka kebaikan yang dikumpulkannya bisa menutupi kezhaliman yang diperbuatnya. Tapi pada hari Kiamat mereka melihat kenyataan yang sebaliknya. Raslullah Shalallahu Alaihi Wasallam bersabda,

”Tahukah kalian, siapakah orang yang bangkrut itu?”
Sesungguhnya orang yang bangkrut di kalangan umatku adalah orang yang datang pada hari Kiamat dengan pahala shalat, shaum maupun zakat. Namun dia juga mencela si fulan, menuduh si fulan, memakan harta si fulan, menumpahkan darah si fulan, memukul si fulan, lalu kebaikannya diambil untuk membayar ini dan itu. Hingga tatkala kebaikannya habis sebelum kezhalimannya lunas terbayar, maka dosa-dosa orang yang dizhalimi ditimpakan atasnya, dan iapun dilempar ke neraka.”

Jika demikian, alangkah pantasnya jika Muhammad bin Munkadir menangis membaca ayat ini. Begitupun dengan Abu Hazim, Sulaiman at-taimy dan juga Ibnu al-Jauzy. Lantas bagaimana dengan kita? Adakah kita merasa aman dari siksa yang tak disangka-sangka?

Rabbana zhalamna anfusanaa wa inlam taghfirlanaa watarhamna, lanakuunanna minal khaasiriin.

(Abu Umar Abdillah)

Saat Sujud, Seorang Imam Masjid Mendengar Seruan Putranya Yang Hampir Mati Tenggelam

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ..Kisah nyata ini diceritakan sendiri oleh pelakunya dan pernah disiarkan oleh Radio Al Qur’an di Makkah al Mukarramah. Ki
sah ini terjadi pada musim haji dua tahun yang lalu di daerah Syu’aibah, yaitu daerah pesisir pantai laut merah, terletak 110 Km di Selatan Jeddah.

Pemilik kisah ini berkata:

Ayahku adalah seorang imam masjid, namun demikian aku tidak shalat. Beliau selalu memerintahkan aku untuk shalat setiap kali datang waktu shalat. Beliau membangunkan ku untuk shalat subuh. Akan tetapi aku berpura-pura seakan-akan pergi ke masjid padahal tidak.

Bahkan aku hanya mencukupkan diri dengan berputar-putar naik mobil hingga jama’ah selesai menunaikan shalat. Keadaan yang demikian terus berlangsung hingga aku berumur 21 tahun. Pada seluruh waktuku yang telah lewat tersebut aku jauh dari Allah dan banyak bermaksiat kepada-Nya. Tetapi meskipun aku meninggalkan shalat, aku tetap berbakti kepada kedua orang tuaku.

Inilah sekelumit dari kisah hidupku di masa lalu

Pada suatu hari, kami sekelompok pemuda bersepakat untuk pergi rekreasi ke laut. Kami berjumlah lima orang pemuda. Kami sampai di pagi hari, lalu membuat tenda di tepi pantai. Seperti biasanya kamipun menyembelih kambing dan makan siang. setelah makan siang, kamipun mempersiapkan diri turun ke laut untuk menyelam dengan tabung oksigen. sesuai aturan, wajib ada satu orang yang tetap tinggal di luar, di sisi kemah, hingga dia bisa bertindak pada saat para penyelam itu terlambat datang pada waktu yang telah ditentukan.

Akupun duduk, dikarenakan aku lemah dalam penyelaman. Aku duduk seorang diri di dalam kemah, sementara disamping kami juga terdapat sekelompok pemuda yang lain. Saat datang waktu shalat, salah seorang diantara mereka mengumandangkan adzan, kemudian mereka mulai menyiapkan shalat. Aku terpaksa masuk ke dalam laut untuk berenang agar terhindar dari kesulitan yang akan menimpaku jika aku tidak shalat bersama mereka. Karena kebiasaan kaum muslimin di sini adalah sangat menaruh perhatian terhadap shalat berjamaah dengan perhatian yang sangat besar, hingga menjadi aib bagi kami jika seseorang shalat fardhu sendirian.

Aku sangat mahir dalam berenang. Aku berenang hingga merasa kelelahan sementara aku berada di daerah yang dalam. AKu memutuskan untuk tidur diatas punggungku dan membiarkan tubuhku hingga bisa mengapung di atas air. Dan itulah yang terjadi. Secara tiba-tiba, seakan-akan ada orang yang menarikku ke bawah… aku berusaha untuk naik…..aku berusaha untuk melawan….aku berusaha dengan seluruh cara yang aku ketahui, akan tetapi aku merasa orang yang tadi menarikku dari bawah menuju ke kedalaman laut seakan-akan sekarang berada di atasku dan menenggelamkan kepalaku ke bawah.

Aku berada dalam keadaan yang ditakuti oleh semua orang. Aku seorang diri, pada saat itu aku merasa lebih lemah daripada lalat. Nafaspun mulai tersendat, darah mulai tersumbat di kepala, aku mulai merasakan kematian! Tiba-tiba, aku tidak tahu mengapa…aku ingat kepada ayahku, saudara-saudaraku, kerabat-kerabat dan teman-temanku… hingga karyawan di toko pun aku mengingatnya. Setiap orang yang pernah lewat dalam kehidupanku terlintas dalam ingatanku…semuanya pada detik-detik yang terbatas…kemudian setelah itu, aku ingat diriku sendiri..!.!!

Mulailah aku bertanya kepada diriku sendiri…apa engkau shalat? Tidak. Apa engkau puasa? Tidak. Apa engkau telah berhaji? Tidak. Apa engkau bershadaqah? Tidak. Engkau sekarang di jalan menuju Rabbmu, engkau akan terbebas dan berpisah dari kehidupan dunia, berpisah dari teman-temanmu, maka bagaimana kamu akan menghadap Rabb-mu? Tiba-tiba aku mendengar suara ayahku memanggilku dengan namaku dan berkata: “Bangun dan shalatlah.” Suara itupun terdengar di telingaku tiga kali. Kemudian terdengarlah suara beliau adzan. Aku merasa dia dekat dan akan menyelamatkanku. Hal ini menjadikanku berteriak menyerunya dengan memanggil namanya, sementara air masuk ke dalam mulutku.

Aku berteriak….berteriak…tapi tidak ada yang menjawab. Aku merasakan asinnya air di dalam tubuhku, mulailah nafas terputus-putus. Aku yakin akan mati, aku berusaha untuk mengucapkan syahadat….kuucapkan Asyhadu…Asyhadu…aku tidak mampu untuk menyempurnakannya, seakan-akan ada tangan yang memegang tenggorokanku dan menghalangiku dari mengucapkannya. Aku merasa bahwa nyawaku sudah dalam perjalanan keluar dari tubuhku.

Akupun berhenti bergerak…inilah akhir dari ingatanku. Aku terbangun sementara kau berada di dalam kemah…dan di sisiku ada seorang tentara dari Khafar al Sawakhil (penjaga garis batas laut), dan bersamanya para pemuda yang tadi mempersiapkan diri untuk shalat.

Saat aku terbangun, tentara itu berkata:”Segala puji bagi Allah atas keselamatan ini.” Kemudian dia langsung beranjak pergi dari tempat kami. Aku pun bertanya kepada para pemuda tentang tentara tersebut. Apakah kalian mengenalnya? Mereka tidak mengetahuinya, dia datang secara tiba-tiba ke tepi pantai dan mengeluarkanmu dari laut, kemudian segera pergi sebagaimana engkau lihat, kata mereka.

Akupun bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian melihatku di air?” Mereka menjawab,”Sementara kami di tepi pantai, kami tidak melihatmu di laut, dan kami tidak merasakan kehadiranmu, kami tidak merasakannya hingga saat tentara tersebut hadir dan mengeluarkanmu dari laut.” Perlu diketahui bahwa jarak terdekat denga Markas Penjaga Garis Laut adalah sekitar 20 Km dari kemah kami, sementara jalannya pun jalan darat, yaitu membutuhkan sekitar 20 menit hingga sampai di tempat kami sementara peristiwa tenggelam tadi berlangsung dalam beberapa menit.

Para pemuda itu bersumpah bahwa mereka tidak melihatku. Maka bagaimana tentara tersebut melihatku? Demi Rabb yang telah menciptakanku, hingga hari ini aku tidak tahu bagaimana dia bisa sampai kepadaku. seluruh peristiwa ini terjadi saat teman-temanku berada dalam penyelaman di laut. Ketika aku bersama para pemuda yang menengokku di dalam kemah, HP-ku berdering. segera HP kuangkat, ternyata ayah yang menelepon. Akupun merasa bingung, karena sesaat sebelumnya aku mendengar suaranya ketika aku di kedalaman, dan sekarang dia menelepon?

Aku menjawab….beliau menanyai keadaanku, apakah aku dalam keadaan baik? Beliau mengulang-ulangnya, berkali-kali. Tentu saja aku tidak mengabarkan kepada beliau, supaya tidak cemas. Setelah pembicaraan selesai aku merasa sangat ingin shalat. Maka aku berdiri dan shalat dua rakaat, yang selama hidupku belum pernah aku lakukan. Dua rakaat itu aku habiskan selama dua jam. Dua rakaat yang kulakukan dari hati yang jujur dan banyak menangis di dalamnya.

Aku menunggu kawan-kawanku hingga mereka kembali dari petualangan. Aku meminta izin pulang duluan. Akupun sampai di rumah dan ayahku ada di sana. Pertama kali aku membuka pintu, beliau sudah ada di hadapanku dan berkata: “Kemari, aku merindukanmu!” Akupun mengikutinya, kemudian beliau bersumpah kepadaku dengan nama Allah agar aku mengatakan kepada beliau tentang apa yang telah terjadi padaku di waktu Ashar tadi. Akupun terkejut, bingung, gemetar dan tidak mampu berkata-kata.

Aku merasa beliau sudah tahu. Beliau mengulangi pertanyaannya dua kali. Akhirnya aku menceritakan apa yang terjadi padaku. Kemudian beliau berkata:”Demi Allah, sesungguhnya aku tadi mendengarmu memanggilku, sementara aku dalam keadaan sujud kedua pada akhir shalat Ashar, seakan-akan engkau berada dalam sebuah musibah. Engkau memanggil-manggilku dengan teriakan yang menyayat-nyayat hatiku. Aku mendengar suaramu dan aku tidak bisa menguasai diriku hingga aku berdo’a untukmu dengan sekeras-kerasnya sementara manuisa mendengar do’aku.

Tiba-tiba, aku merasa seakan-akan ada seseorang yang menuangkan air dingin di atasku. Setelah shalat, aku segera keluar dari masjid dan menghubungimu. Segala puji bagi Allah, aku merasa tenang bagitu mendengar suaramu. Akan tetapi wahai anakku, engkau teledor terhadap shalat. Engkau menyangka bahwa dunia akan kekal bagimu, dan engkau tidak mengetahui bahwa Rabbmu berkuasa merubah keadaanmu dalam beberapa detik. Ini adalah sebagian dari kekuasaan Allah yang Dia perbuat terhadapmu.

Akan tetapi Rabb kita telah menetapkan umur baru bagimu. Saat itulah aku tahu bahwa yang menyelamatkan aku dari peristiwa tersebut adalah karena Rahmat Allah Ta’ala kemudian karena do’a ayah untukku. Ini adalah sentuhan lembut dari sentuhan-sentuhan kematian. Allah Ta’ala ingin memperlihatkan kepada kita bahwa betapapun kuta dan perkasanya manusia akan menjadi makhluk yang paling lemah di hadapan keperkasaan dan keagungan Allah Ta’ala.

Maka semenjak hari itu, shalat tidak pernah luput dari pikiranku. Alhamdulillah. Wahai para pemuda, wajib atas kalian taat kepada Allah dan berbakti kepada kedua orang tua.

Ya Allah, ampunilah kami dan kedua orang tua kami, terimalah taubat kami dan taubat mereka dan rahmatilah mereka dengan rahmat-Mu.

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

EMPAT TANDA SHALAT KITA DITERIMA ALLAH

Bismillahir-Rahmaanir-Rahim ... Dalam Hadis Qudsi disebutkan mengenai orang2 yg diterima sholatnya oleh Allah Swt,

"Sesungguhnya Aku (Allah SWT) hanya akan menerima sholat dari orang yg denga
n sholatnya itu dia merendahkan diri di hadapan-Ku.

Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yg lain. Dia tidak mengulangi maksiat kepada-Ku. Dia menyayangi orang2 miskin dan orang2 yag menderita.

Aku akan tutup sholat orang itu dengan kebesaran-Ku. Aku akan menyuruh malaikat untuk menjaganya. Dan kalau dia berdoa kepada-Ku, Aku akan memperkenankannya. Perumpamaan dia dengan makhluk-Ku yang lain adalah seperti perumpamaan firdaus di surga."

Dalam hadis qudsi tersebut disebutkan bahwa tanda-tanda orang yang diterima sholatnya oleh Allah Swt., adalah:

PERTAMA ..

Dia datang untuk melaksanakan sholat dengan merendahkan diri kepada-Nya. Dalam Al-Quran, keadaan seperti itu disebut dengan khusyu'. Dan sholat yang khusyu' adalah salah satu tanda orang yang mukmin. Yang disebut dengan sholat yang khusyu' itu bukan yang tidak ingat apa pun. Karena orang yang tidak ingat apa pun itu disebut pingsan.

Diriwayatkan bahwa Sayyidina Ali bin Abi Thalib, apabila hendak melakukan sholat, tubuhnya gemetar dan wajahnya pucat pasi. Sehingga ketika ada orang yg bertanya kepadanya, "Mengapa Anda ya Amirul Mukiminin?" Sayyidina Ali menjawab, "Engkau tidak tahu bahwa sebentar lagi aku akan menghadapi waktu amanah." Kemudian, Sayyidina Ali membacakan sebuah ayat Al-Quran,

"Sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung2, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya. Dan dipikullah amanat itu oleh manusia. Sesungguhnya manusia itu amat zalim dan amat bodoh" (QS 33: 72).

Kemudian Sayyidina Ali melanjutkan ucapannya, "sholat adalah suatu amanat Allah yang pernah ditawarkan kepada langit, bumi, dan bukit untuk memikulnya. Tetapi, mereka menolaknya dan hanya manusia yang sanggup memikulnya. Memikul amanat berarti mengabdi kepadaNya."

KEDUA ..

Dia tidak sombong dengan makhluk-Ku yang lain. Jadi, tanda orang yang diterima sholatnya ialah tidak takabur. Takabur, menurut Imam Al-Ghazali, ialah sifat orang yang merasa dirinya lebih besar daripada orang lain. Kemudian ia memandang enteng orang lain itu. Boleh jadi ia bersikap demikian dikarenakan ilmu, amal, keturunan, kekayaan, anak buah, atau kecantikannya.

Kalau Anda merasa besar karena memiliki hal-hal itu dan memandang enteng orang lain, maka Anda sudah takabur. Dan sholat Anda tidak diterima. Bahkan dalam hadis lain disebutkan bahwa Rasulullah Saw. bersabda,

"Takkan masuk surga seseorang yg dalam hatinya ada rasa takabur walaupun sebesar debu saja."

Biasanya masyarakat akan menjadi rusak kalau di tengah2 masyarakat itu ada orang yg takabur. Kemudian takabur itu ditampakkan untuk memperoleh perlakuan yg istimewa. Dan anehnya, seringkali sifat takabur ini menghinggapi para aktivis masjid atau aktivis kegiatan keagamaan. Mereka biasanya takabur dengai ilmunya dan menganggap dirinya paling benar.

KETIGA ..

Tanda orang yang diterima sholatnya ialah orang yg tidak mengulangi maksiatnya kepada Allah Swt. Nabi yang mulia bersabda, "Barangsiapa yang sholatnya tidak rnencegahnya dari kejelekan dan kemungkaran, maka sholatnya hanya akan menjauhkan dirinya dari Allah Swt." Dalam hadis yang lain, Rasulullah Saw. bersabda,

"Nanti, pada Hari Kiamat, ada orang yang membawa sholatnya di hadapan Allah Swt. Kemudian sholatnya diterima dan dilipat-lipat seperti dilipat-lipatnya pakaian yang kotor dan usang. Lalu sholat itu dibantingkan ke wajahnya."

Allah tidak menerima sholat itu karena sholatnya tidal dapat mencegah perbuatan maksiatnya setelah ia melakukan maksiat tersebut. Bukankah Al-Quran telah mengatakan, "...Sesungguhnya sholat mencegah dari perbuatan-perbuatan keji dan mungkar..." (QS 29:45).

KEEMPAT ...

Orang yg diterima sholatnya ialah orang yang menyayangi orang2 miskin. Kalau diterjemahkan dengan kalimat modern, hal ini berarti orang yg mempunyai solidaritas sosial. Dia bukan hanya melakukan rukuk dan sujud saja, tetapi dia juga memikirkan penderitaan sesamanya. Dia menyisihkan sebagian waktu dan rezekinya untuk membahagiakan orang lain.

Kalau dalam sholat Anda, Anda sudah merasakan kebesaran Allah dan tidak takabur; dan kalau Anda sudah tidak mengulangi perbuatan maksiat sesudah sholat; dan kalau Anda sudah mempunyai perhatian yang besar terhadap kesejahteraan orang lain, maka Allah akan melindungi Anda dengan jubah kebesaran-Nya.

Allah akan memberi kepada Anda kemuliaan dengan kemuliaan-Nya, dan membungkus Anda dengan busana kebesaran-Nya. samping itu, Allah akan menyuruh para malaikat untuk menjaga Anda; dan para malaikat itu akan berkata sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Quran,

"Kamilah pelindung-pelindungmu dalam kehidupan dunia dan akhirat. Didalamnya kamu akan memperoleh apa yang kamu inginkan dan memperoleh (pula) di dalamnya apa yang telah dijanjikan oleh Allah kepadamu" (QS 41: 31)

Wallahua’lam bish Shawwab ....
Barakallahufikum ....

Jodoh

Bismillaahirrahmaanirrahiim..

Fulanah 1 : " Ukhty sudah menikah?

Fulanah 2 : "belum ukhty... ^_^

Fulanah 1 : "Sudah tunangan tapi ya?

Fulanah 2 : "Belum juga ukhty... ^_^

Fulanah 1 : "Emang umur anti berapa?

Fulanah 2 : "23tahun ukht... ^_^

Fulanah 1 : "Tapi sudah punya calon kan?

Fulanah 2 : "InsyaAllah sudah ada calon...

Fulanah 1 : "ouhh.. mending kalo begitu mah, jadi udah PASTI ada yang di harapakan, juga hari-hari ukhty gak sedih karena ada yg memperhatikan, ada yang menghibur kalo pas sedih, ada temen ngobrol, jadi gak boring,kalo belum punya calon kan bingung nanti,Orang mana ukht, namanya siapa? umur berapa? kerjaannya pa ukht?? kapan mau nikahnya?
Fulanah 2 : " Dia orang mana, namanya siapa, umurnya berapa, apa pekerjaanya, dan kapan kami menikah saya tidak tahu ukht, karena Allah masih merahasiakan keberadaannya dariku, saya tidak bingung karena setiap manusia di ciptakan berpasang2an bukan?? itu berarti saya sudah punya calon kan?? hari-hari saya gak sepi dan gak boring karena saya punya banyak sohibaty yang selalu hadir menghibur dan menasihati, bukankah jika kita punya pacar justru kita kan ketergantungan, knp? pastinya kita akan merasa boring kalo gak di temani atau di hibur dia, jadinya saudara,orang tua dan sahabt malah gak kita peduliin. Saya juga tidak merasa sedih karena tidak ada yng memperhatikan ,malah saya sangat bahagia krn ada yng memperhatikan saya 24jam, tak pernah, lengah atau tertidur, ya !! Dia lah Allah kekasih tertinggi yang Maha Memperhatikan."

Fulanah 1 : " Tapi.. kalo kayak gitu bukannya anti jadi berharap pada sesuatu yang masih dalam khayalan?? berharap pada sesuatu yang masih belum pasti??

Fulanah 2 : " Tentu saja tidak ukhty... Bukankah Allah sudah menetapkan masing-masing jodoh kita?? bukankah janji Allah itu pasti?? Lagi pula aku lebih bersyukur jika Allah masih menunda kedatangannya padaku ukhty.. karena aku memang belum bisa menerima kehadirannya, jika dia dan cintanya menyapaku sekarang, itu hanya akan membuatku tersiksa ukhty, karena masih jauh jangkauan kami untuk menghalalkan cinta kami, dan jika cinta itu datang di saat yang belum tepat, aku takut syaitan mengambil kesempatan emas dari cinta itu untuk menggoyahkan iman kami ukhty,aku berharap Allah mempertemukan kami nanti, di saat yang tepat.. saat tidak ada lagi alasan yang menghalangiku untuk menyempurnakan setengah dien. "

Jadi sekarang tidak usah khawatir lagi ya ukhty sayang... Mending sekarang kita fokus memperbaiki diri, meningkatkan ketaqwaan kita.. agar kita pantas menjadi bidadari seorang pria shalih yang akan menuntun kita menuju syurga bersamanya, amin ya Robbal Alamin...

Barokallahu fiikum ^___^
"Mungkin kebaikan itu tidak terletak pada orang yang kita pilih , tetapi terletak pada jalan yang kita pilih, atau mungkin kebaikan itu terletak pada keikhlasan kita menerima kehendak Allah, Sang Kekasih Tertinggi Pemilik Cinta Hakiki"

Tidak MUDAH tersenyum ketika hati menangis dan teriris

Tapi akan terasa INDAH ketika kita menyadari itu bagian dari kasih Ilahi
Agar Allah memindahkan kebaikan-kebaikan orang yang menyakiti kita.

Tidak MUDAH bangkit dalam keadaan terpur
uk,,Tapi akan terasa INDAH ketika kita menyadari...Bahwa Allah sedang menyapa dengan cinta_Nya Agar kita tumbuh besar dan kuat.

Tidak MUDAH memberi ketika diri sendiri dalam kekurangan
Tapi akan terasa INDAH ketika kita bisa membahagiakan orang lain
Bukan membahagiakan diri sendiri

Tidak MUDAH memaafkan ketika kita dibenci dan di hina..Tapi akan terasa INDAH kalau itu bagian dari penyucian diri...Dan ikhlas hanya mengharap ridho Ilahi.

Tidak MUDAH melupakan kegagalan ketika kita masih berkubang didalamnya,
Tapi akan terasa INDAH ketika menyadari itu adalah awal dari kesuksesan kita.

Tidak MUDAH melupakan masa lalu yang menyakitkan..Tapi akan terasa INDAH ketika menyadari itulah jalan yang harus ditempuh...Untuk mengawali kebahagiaan yang akan diberikan Allah sebagai penggantinya.

Tidak MUDAH menghilangkan duka karena kehilangan..Tapi akan terasa INDAH ketika menyadari...
Bahwa Tuhan telah meminjamkan kepada kita beberapa saat.

Tidak MUDAH menghadapi penderitaan dan cobaan yang terus mendera..Tapi akan terasa INDAH ketika menumbuhkan kesabaran dan rasa syukur...
Dan menyadari itu bagian dari cara Allah menyayangi hamba_Nya...

Seperti Allah menyayangi para Nabi dan Rasul_Nya

Beberapa Sifat Calon Penghuni Surga Firdaus

Bismillah ..Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, (yang artinya):

1. Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman,

2. (yaitu) orang-orang yang khusyu' dalam shalatnya,

3. dan orang-orang yang menjauhkan diri dari (perbuatan dan perkataan) yang tiada berguna,

4. dan orang-orang yang menunaikan zakat,

5. dan orang-orang yang menjaga kemaluannya,

6. kecuali terhadap isteri-isteri mereka atau budak yang mereka miliki; maka sesungguhnya mereka dalam hal ini tiada tercela.

7. Barangsiapa mencari yang di balik itu maka mereka itulah orang-orang yang melampaui batas.

8. Dan orang-orang yang memelihara amanat-amanat (yang dipikulnya) dan janjinya,

9. dan orang-orang yang memelihara shalatnya.

10. Mereka itulah orang-orang yang akan mewarisi,

11. (yakni) yang akan mewarisi surga Firdaus. Mereka kekal di dalamnya. (QS. al-Mukminun:1-11).

Ayat-ayat yang mulia ini mengumpulkan beberapa sifat penghuni surga. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan kita termasuk dari mereka dengan karunia dan kemurahan-Nya.

(♥ Subhanallah || Semoga Bermanfaat & Silahkan Di Share ♥)

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
... Subhanallah wabihamdihi Subhanakallahumma Wabihamdika Asyhadu Allailaaha Illa Anta Astaghfiruka Wa atuubu Ilaik ...